Pada tahun 2009, Hiduplah seekor alladin di
Jakarta. ( Lo..alladin kok di jakarta tahun 2009? Alladin kan manusia,
arg..pembukaanya salah. Saya ulang lagi deh. red)Jaman Dahulu kala, di sebuah
padang pasir yang luas. Hiduplah aladin sendirian. Aladin Ini pemuda
pengangguran yg sangat miskin. Nama lengkapnya Alexander Ahmad Steven Lionheart
Alimuddin disingkat Aladin (Mohon maaf jika ada kesamaan nama, ini hanya
kebetulan saja. Mas Adit lagi males mikir nama yang pas.Red)
saking sangat miskinnya, sampai sampai bajunya
cuma tinggal yang melekat di badannya saja yakni satu setel jas dan dasi yang
udah butuut banget.
Karena tidak tahan
hidup di padang pasir yg sepi dan amat gersang, aladin ini pun pergi ke kota
besar dibelakang rumahnya. Dengan membawa sekantong uang dollar dan rupiah,
tidak lupa membawa kompas dan Ipod. Tapi sialnya uang dan seluruh hartanya
habis, karena dirampok dan karena kebanyakan main game multiplayer kayak RF,
Ayodance dan SEAL Online. Sampai-sampai Aladin terpaksa menggadaikan Abu,
monyetnya, hanya untuk beli aqua botolan.
Akhirnya, si aladin miskin pulang ke rumah
melewati sebuah gurun pasir yang sangat ganas, yang ganasnya mampu membuat anak
kecil yang menangis pun menjadi diam (?). Karena jaraknya masih jauh, dan
Aladin butuh tumpangan, ia pun terpaksa merelakan uangnya yang terakhir,
sekeping lima ratusan untuk menelpon supir pribadinya. Karena HP terbarunya
Nokia N 96 lupa dibawanya.
Setelah cari-cari telepon umum, akhirnya ketemu
juga. Sialnya, waktu mau memasukkan koin lima ratusan itu ke dalam telepon
umum, koin itu jatuh dari sakunya dan menggelinding jauh.
Aladin yang kaget tersadar. Segera dikejarnya
koin lima ratusan yang menggelinding itu dengan Semangat Empat Lima. Baginya,
koin lima ratusan yang terakhir itu adalah penyambung hidupnya.
Koin lima ratusan itu terus menggelinding, dan
Aladin tetap saja mengejar. Melewati lembah dan gunung, bermandi peluh dan
keringat, didera lapar dan dahaga, diterpa hujan dan badai, disengat panas yang
membara, semangat Alexander Ahmad Steven Lionheart Alimuddin alias Aladin tak
pernah padam. Baginya lebih baik ia mendapatkan koin itu untuk menelpon supir
pribadinya daripada harus dibuat main Di Warnet. Soalnya lagy bikin blog baru
(loh, apa hubungannya? :haha: )
Sampai akhirnya, sampailah ia di depan sebuah gua
tak bertuan (Soalnya ada tulisan “GUA TAK BERTUAN” gede di atasnya, diterangi
lampu disko kelap kelip. Red) Koin itu menggelinding jauh masuk ke dalam gua
yang gelap. Namun Alexander Ahmad Steven Lionheart Alimuddin (alias Aladin)
bukanlah seseorang yang penakut. Ia pernah menakklukkan sepuluh ekor….. kecoa
sendirian dengan sekali semprot (semprot?). Tanpa mempedulikan dirinya sendiri,
ia berjalan dengan gagah berani memasuki gua yang gelap itu.
“Aduh saklar lampunya mana sih??!” Keluh
aladin.(di gua mana ada saklar lampu?) seru Aladin sambil sesekali terantuk
batuan stalaktit dan stalakmit gua yang tersusun dari batuan kapur yang setiap
tahun sekali selalu memanjang karena perubahan struktur kapur disebabkan
rembesan air dari bagian atas gua. Walau begitu ia masih bisa melihat kilauan
koin lima ratusannya, berpendar dalam kegelapan, menggelinding makin jauh masuk
ke dalam.
Sampai suatu saat koin yang menggelinding itu
tiba-tiba terantuk sesuatu yang berkilauan. Aladin begitu amat sangat terkejut,
karena tiba-tiba ia berada dalam sebuah ruangan gua yang luas dan terang.
Sehingga ia bisa melihat benda yang telah menghalangi koinnya untuk tetap maju.
“Eeehhh…. ini kan…” Dipungutnya sebuah benda
seperti lampu pelita tua dalam cerita-cerita ‘Aladin dan Jin Lampu’ itu dan
dipandanginya baik-baik.
“Ini kan pispot (pispot?), siapa sih yang kurang
kerjaan, naruh pispot di sini” Aladin kesal. Ditendangnya pispot itu jauh-jauh
dan dipungutnya koin lima ratusannya di tanah. Koin itu dimasukkan nya dalam
sebuah kantung kulit yang diikat erat-erat. Kantung kulit itu kemudan
dimasukkan ke dalam sebuah safety box portabel yang memiliki nomer kombinasi
digital yang tersusun atas 10 kombinasi angka dan huruf. Belum lagi sistem
pengamanannya yang dilengkapi dengan access restriction untuk user selain root
group. Sehingga hanya hacker professional saja yang bisa menjebol passwordnya.
( untuk mencarinya passwordnya dapat menggunakan rapidshare. Tp pake account
premium loh !! apa hubungannya yah .red)
Saat akan beranjak dari situ, tiba-tiba dari
belakangnya muncullah asap keperakan yang disusul suara ledakan seperti ledakan
mercon. Waktu Aladin menoleh, di belakangnya berdirilah sesosok tubuh yang
mengerikan. Wajahnya hitam, tubuhnya besar, lebih besar sedikit dari badak dan
lebih kecil sedikit dari anaknya gajah. Matanya melotot merah seperti mata
orang yang kurang tidur. Taringnya tajam dan ada sedikit bekas darah segar di
situ (Lho iya, ini kan jin, bukan drakula, kalau gitu taringnya gak jadi deh.
Red). Ia mengenakan setelan jas armani yang sudah sobek-sobek. Matanya yang
melotot memandangi Aladin tajam-tajam. Aladin merasa ngeri.
“S..SSSiapa KK..Kamu??” Gemetar suara Aladin
bertanya pada sosok sangar di depannya.
Sosok sangar itu menjawab dengan suara berat yang
mengerikan “HMMMM…… AKU ADALAH
"BLACK GENIE, JIN PENGHUNI LAMPU AJAIB YANG TELAH
DIKURUNG SELAMA SERIBU TAHUN HMMMM……”
“B..Black Genie?? Oh… pantas…” Gemetar suara
Aladin lagi.
“HMMM…… APA?!” Seru sang jin merasa terhina
(padahal aslinya kan emang begitu)
“Eh bukan… maksudku…..maksudku kamu apanya Black
Cannibal?” Aladin bertanya takut-takut.
“HMMMM…….. BLACK CANNIBAL ITU…. ADALAH SAUDARANYA
ANAK KEPONAKAN CUCU PAMAN NENEK BAPAKKU MUHAHAHAHA HMMM….”
“Ketawanya jelek banget” Kata Aladin setengah
berbisik.
“HMM……APA?!” Seru sang Jin lagi, kini ia
benar-benar marah. “ENAK AJA KAMU BILANG KETAWAKU JELEK!! AKU DULU PEMENANG
KONTES KETAWA TINGKAT KECAMATAN DI ALAM JIN!! AKAN KUHUKUM KAMU KARENA TELAH
MENENDANG LAMPU TEMPAT AKU DIKURUNG!! Dan karena bilang ketawaku jelek hmmm……”
“T..Tunggu Om Jin…. Kukira itu bukan lampu, tapi
pispot…. m…maaf.. soalnya mirip sih” jawab Aladin makin ketakutan.
“EEEENAK AJA!!! INI LAGI!! MALAH BILANG LAMPUKU
KAYAK PISPOT!! HUKUMANMU AKAN KUPERBERAT 100.000 KALI DIKUADRATKAN EMPAT KALI
!! Eh terus jadinya berapa ya?”
“Sebentar om jin, saya buka laptop ACER saya
dulu. SAya pake google dulu buat jumlahin bilangan itu. maklum, saya dulu UAN
ga lulus. Disini ada wifiinya kan om jin?” Kata alladin
“owh..HEBAT JUGA KAMU. SAYA SUDAH PAKE WIRELES-G
ACCES POINT buat internetan digoa. Biasanya sih buat liat youtube” Jawab jin
jelek dengan lantang.
“pake speedy ya om jin, cepet banget nieh
aksesnya. Apalagy ke www.nafasku.com bisa 5 detik. Tadi om jin tanya kan?
Jawabannya 10.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000, Om Jin…”
jawab Aladin lagi.
“OH IYA BENAR, PINTER JUGA KAMU. JADI KAMU AKAN
KUHUKUM SEBANYAK ITU!! HMMMM……!!!!” Suara jin kembali menggelegar.
“J..jangan Om Jin… bukankah biasanya Jin kalau
dibebaskan dari Lampu akan memberi 3 buah permintaan” Aladin memohon lagi.
“MAUNYA BEGITU BEGO!! TAPI KARENA KAMU TELAH
MEMPERLAKUKAN PISPOT… EH LAMPUKU DENGAN TIDAK SOPAN, AKU JUSTRU AKAN MENGHUKUM
KAMU!!! BERSIAPLAH TERIMA HUKUMANKU!!!” Gelegar Black Genie menggetarkan seisi
gua.
Tak dinyana, teriakan Jin yang terakhir begitu
kuat sehingga menggetarkan dinding gua. Sedetik kemudian tiba-tiba dinding gua
retak dan runtuh. Batu-batu patahan stalaktit dan stalakmit berjatuhan. Aladin
benar-benar ketakutan. Ia berlarian ke sana kemari menghindari jatuhan
batu-batu di mana-mana.
“Toloooooong….. tolooooongg…. selamatkan
sayaaaa…. Saya nggak bisa berenaaangg!!!” Aladin kaget , yang barusan teriak
seperti itu ternyata si Jin. Dilihatnya Si Jin begitu ketakutan sambil
nangis-nangis, menghindari reruntuhan. Warna hitam di kulit wajahnya langsung
luntur seketika. ( karena jin ini habis ketumpahan tinta printer Canon. red)
(??)
Namun Aladin adalah anak yang baik hati, berhati
mulia dan rajin menabung sehingga hatinya tak tega melihat si Jin ketakutan.
Segera ditolongnya si Jin untuk bersama-sama keluar dari gua. Sementara itu
suasana bertambah gawat, Reruntuhan itu telah memicu bom waktu yang dipasang di
setiap sudut di dalam gua. Sehingga Aladin, sambil menggendong si Jin, harus
berpacu dengan reruntuhan dan api ledakan yang susul menyusul mengejar di
belakangnya (keren jeh…kayak di film2 action holiwod itu. :D. Red).
BUMMM!!! Gua itu tertimbun bebatuan dan tertutup
untuk selamanya. Sementara itu Aladin dan Jin telah berhasil keluar gua dengan
selamat. Jin yang merasa berhutang budi kepada Aladin memohon maaf yang
sebesar-besarnya kepada Aladin karena mengira Aladin adalah orang jahat.
Sebagai balasan atas pertolongan Aladin, ia bermaksud memberi Aladin sebuah
liburan gratis di Grand Hyatt Hotel Bali selama 3 hari 2 malam, ditambah
akomodasi dan jemputan, tak lupa hadiah dari jackpot sebesar Rp. 7.500.025,00
kontan. Namun Aladin menolak.
“Aku tak mungkin menerima hadiah seperti ini”
Seru Aladin. “Menolong sesama adalah kewajiban setiap umat manusia, dan lagi
Aku menolongmu tanpa pamrih. Apa jadinya jika setiap orang meminta balasan atas
apa yang telah dilakukannya kepada orang lain. Kau harus tahu, orang seperti
itu tak ada bedanya dengan penjahat kelas kakap yang tahunya hanya uang dan
uang. Pernah sekali aku bertemu dengan seseorang yang kelihatannya ramah di
luar namun sebenarnya ia selalu menjelek-jelekkanku di belakang. Akan jadi apa
dunia ini jika dipenuhi oleh orang-orang seperti itu. Semua hanya diliputi
kepalsuan…. bla…bla….bla…bla ” Aladin berkata panjang kali lebar.
“M..maaf Tuan Aladin, tapi saya tak mungkin hidup
dengan mengetahui bahwa saya telah berhutang nyawa kepada orang lain. Tak
seorang pun mampu menahan penderitaan batin seperti itu, bahkan artis sinetron
sekalipun” Ujar Black Genie, matanya berkaca-kaca menyiratkan perasaan yang
mendalam.
(Setelah
itu Aladin dan Black Genie masih terus berdebat sampai sekitar 7 jam kemudian)
Akhirnya Aladin menyerah. Setelah bargaining
dengan si Jin, ia pun akhirnya menerima pemberian Jin, yakni empat keping lima
ratusan. Walau hati kecilnya menolak, namun pikirnya, “Lumayan lah bisa buat
buka friendster dan facebook. Kalo ga gitu ya buat maen game multiplayer aja
:D”
Dan Aladin pun kembali ke telepon umum untuk
kembali menelpon sopir pribadinya. Sementara sang Jin kembali ke dalam lampu
dan hidup damai sentosa bahagia selamanya.
sumber : http://www.untukku.com/artikel-untukku/cerita-lucu-aladdin-dan-40-penyamun-untukku.html
0 komentar:
Posting Komentar