Pengertian kata
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki
makna tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur
bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan
dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan
sebagai kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat.
Sedangkan morfem sendiri adalah bagian terkecil dari kata yang memiliki makna
dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih kecil.
Awalan (prefiks / prefix) adalah imbuhan yang
terletak di awal kata. Proses awalan (prefiks) ini di sebut prefiksasi
(prefixation). Berdasarkan dan pertumbuhan bahasa yang terjadi, maka awalan
dalam bahasa indonesia dibagi menjadi dua macam, yaitu imbuhan asli dan imbuhan
serapan, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Awalan terdiri dari
me, di, ke, ter, pe, per, se, ber, dan dijelaskan dalam contoh.
1.
Awalan me- pada sebuah
kata dasar berfungsi untuk membentuk kata kerja aktif. Awalan pe- pada suatu
kata dasar dapat berfungsi menjadi kata benda. Perubahan awalan me- menjadi
meng-, pe- menjadi peng- terjadi jika kata dasar yang mengawali memiliki bunyi:
/a/, /e/, /g/, /h/,/i/, /u/, /o/, /k/
·
Contoh: ambil –
mengambil, hancur – penghancur
2.
Perubahan awalan me-
menjadi men-, pe- menjadi pen- terjadi jika kata dasar yang mengawali memiliki
bunyi: /c/, /d/, /j/
·
Contoh: coba – mencoba,
dorong – pendorong
3.
Perubahan awalan me-
menjadi mem-, pe- menjadi pem- terjadi jika kata dasar yang mengawali memiliki
bunyi: /b/, /f/, /v/
·
Contoh: beli – membeli,
pembeli
4.
Perubahan awalan me
menjadi meny-, pe- menjadi peny- terjadi jika kata dasar yang mengawali
memiliki bunyi: /s/
·
Contoh: siksa –
menyiksa, penyiksa
5.
Kata dasar yang memiliki
bunyi /p/, /t/, /k/ diubah menjadi /m/ dan /n/
·
Contoh: pakai – memakai,
pemakai
6.
Kata dasar yang tidak
mengalami perubahan bunyi awalan adalah: /l/, /m/, /n/, /r/.
·
Contoh: lamar – melamar,
pelamar
7.
Awalan ber- dan per-
berfungsi membentuk kata kerja aktif.
8.
Untuk kata dasar yang
diawali dengan r, maka awalan ber- menjadi be-, per- menjadi pe-.
·
Contoh: Renang –
berenang, perenang
9.
Awalan di- dan ter-
berfungsi membentuk kata kerja dan membawa arti yang pasif. Penempatan obyek di
depan sebagai subyek dalam kalimat dan pemindahan pelaku menjadi obyek dalam
kalimat dapat diterapkan untuk kedua awalan ini.
·
Contoh: Kotoran itu
diinjak oleh temanku. (membawa arti pasif)
·
Kotoran itu terinjak
oleh temanku. (membawa arti pasif)
10.
Awalan se- berfungsi
untuk membentuk kata benda.
·
Contoh: Ikat – seikat,
Indah – seindah
11.
Awalan ke- berfungsi
membentuk kata kerja intransitif ( tidak membutuhkan obyek).
·
Contoh: Luar – keluar
(Ia sedang keluar .)
·
Dalam – kedalam (Mereka
sedang kedalam.)
Awalan-awalan (imbuhan dari bahasa asing) pada kata-kata serapan
yang disadari adanya, juga oleh penutur yang bukan dwibahasawan, adalah sebagai
berikut:
·
a- seperti pada amoral,
asosial, anonym, asimetris. Awalan ini mengandung arti ‘tidak’ atau ‘tidak ber’.
·
anti- seperti pada
antikomunis, antipemerintah, antiklimaks, antimagnet, antikarat yang artinya
‘melawan’ atau ‘bertentangan dengan’.
·
bi- misalnya padab
ilateral, biseksual, bilingual, bikonveks. Awalan ini artinya ‘dua’.
·
de- seperti pada
dehidrasi, devaluasi, dehumanisasi, deregulasi. Awalan ini artinya ‘meniadakan’
atau ‘menghilangkan’.
·
eks- seperti pada
eks-prajurit, eks-presiden, eks-karyawan, eks-partai terlarang. Awalan ini
artinya ‘bekas’ yang sekarang dinyatakan dengan kata ‘mantan’.
·
ekstra- seperti pada
ekstra-universiter, ekstra-terestrial, ekstra linguistic, kadang juga dipakai
pada kata-kata bahasa Indonesia sendiri. Contoh: ekstra-ketat,
ekstra-hati-hati. Awalan ini artinya ‘tambah’, ‘diluar’, atau ‘sangat’.
·
hiper- misalnya pada
hipertensi, hiperseksual, hipersensitif. Awalan ini artinya ‘lebih’ atau
‘sangat’.
·
in- misalnya pada kata
inkonvensional, inaktif, intransitive. Awalan ini artinya ‘tidak’.
·
infra- misalnya pada
infrastruktur, inframerah, infrasonic. Awalan ini artinya ‘di tengah’.
·
intra- misalnya pada
intrauniversiter, intramolekuler. Awalan ini artinya ‘di dalam’.
·
inter- misalnya
interdental, internasional, interisuler, yang biasa di Indonesiakan dengan
antar-.
·
ko- misalnya pada
kokulikuler, koinsidental, kopilot, kopromotor. Awalan ini artinya
‘bersama-sama’ atau ‘beserta’.
·
kontra- misalnya pada
kontrarevolusi, kontradiksi, kontrasepsi. Awalan ini artinya ‘berlawanan’ atau
‘menentang’.
·
makro- misalnya pada
makrokosmos, makroekonomi, makrolinguistik. Awalan ini artinya ‘besar’ atau
‘dalam arti luas’.
·
mikro- seperti pada
mikroorganisme, mikrokosmos, microfilm. Awalan ini artinya ‘kecil’ atau
‘renik’.
·
multi- seperti
padamultipartai, multijutawan, multikompleks, multilateral, multilingual.
Awalan ini artinya ‘banyak’.
·
neo- seperti pada
neokolonialisme, neofeodalisme, neorealisme. Awalan ini artinya ‘baru’.
·
non- seperti pada
nongelar, nonminyak, nonmigas, nonberas, nonOpec. Awalan ini artinya ‘bukan’
atau ‘tidak ber-‘.
pengertian
kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami
oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran
kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar
atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca
dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa
yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
ciri-ciri kalimat
efektif
Untuk
dapat mencapai keefektifan, suatu kalimat harus memenuhi paling tidak enam
syarat berikut, yaitu adanya
:
Kesepadanan
Yang
dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan
struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh
kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan
kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:
Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidakjelasan
subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak
efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan
menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai,
tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.(Benar)
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.(Benar)
Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
a.
Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b.
Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat
itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
a.
Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b.
Saat itu bagi saya kurang jelas.
0 komentar:
Posting Komentar